Image and video hosting by TinyPic
relojes para web free clock for website
KOMENTAR & SARAN
Proposal Penelitian KW-TY (IPS-1) 2009/2010
Selasa, 30 November 2010

I. Peneliti

Kelompok IPS-1, SMAN 1 Banjar

Ketua : Dedy Permana Putra Gede

Anggota :

Agus Ari Wibawa Kadek

Agus Juni Astrawan

Anggun Kadek

Edi Ariama Made

Ermayuni Putu

Ernayani Made

Juliawan Kadek

Krisna Ida Bagus Putu

Krisna Widiantara Putu

Meriani Luh

Pariani Putu

Samson Pujiawara Putu

Siwi Dana Merta Atmaja Gd.

Suwartawan Komang

Pembimbing I : Drs. Made Widiarma

Pembimbing II : Gede Putra Adnyana, S. Pd.

II.

Judul Penelitian

Proses Pengolahan dan Interpretasi Data Pemanasan Global di BMG Wilayah III Denpasar, Bali




III. Lokasi Penelitian

Balai Besar Wilayah III BMG Bali

IV. Pendahuluan

4.1 Latar Belakang

Pemanasan Global adalah naiknya suhu rata-rata permukaan bumi pada beberapa dekade terakhir dan diperkirakan akan terus berlanjut (IPCC,2007). Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin)berkali-kali selama 4,65 miliar tahun sejarahnya. pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat, oleh para ilmuwan dianggap disebabkan aktivitas manusia. penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam,yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insolator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan kebumi.

Rata-rata temperatur permukaan bumi sekitar 15 derajat celcius(59 derajat Fahreinheit). Selama seratus tahun terakhir rata-rata temperatur telah meningkat sebesar 0,6 derajat celcius (1 derajat Fahreinheit). para ilmuwan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4-5,8 derajat celcius (2,5-10,4 derajat Fahreinheit) pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaanya sekitar 9-100 cm (4-40 inchi),menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat didunia. hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yg lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga ilmuwan –ilmuwan ternama dunia menyerukan perlunya kerja sama internasional serta reaksi yang cepat untuk mengatasi masalah ini.

4.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana proses pegolahan informasi tentang pemanasan global di BMG Wilayah III Denpasar?

2) Bagaimana pemanfaatan hasil interpretasi data tentang pemanasan global di BMG Wilayah III Denpasar?

4.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui proses pegolahan informasi tentang pemanasan global di BMG Wilayah III Denpasar?

2) Mengetahui pemanfaatan hasil interpretasi data tentang pemanasan global di BMG Wilayah III Denpasar?

4.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari karya tulis ini adalah:

1) Memberikan analisis data yang akurat kepada masyarakat.

2) Memberikan informasi sebab dan akibat pemanasan global

3) Sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat untuk mendukung sistem kerja BMGM dalam masyarakat.

V. Kajian Pustaka

5.1 Fenomena Global Warming

Global Warming atau sering disebut pemanasan global adalah fenomena suhu di permukaan bumi yg selalu mengalami peningkatan (di perkirakan naik 0,5 derajat celcius tiap tahun), yang di sebabkan oleh efek rumah kaca ( Green House Effect ).Green House Effect adalah proses di terimanya panas matahari oleh permukaan bumi lebih banyak dari yg di lepaskan ke angkasa, hal ini dikarenakan sebagian panas matahari terperangkap oleh gas-gas polutan antara lain: karbondioksida, karbon monoksida, dan nitrogen oksida.

Akibat yang di timbulkan oleh Pemanasan Global antara lain: a) terjadi perubahan iklim global dan b) naiknya permukaan air laut karena mencairnya es kutub. Akibat yang ditimbulkan dari terjadi perubahan iklim global yaitu 1) daerah tropis banjitr, daerah lain kekeringan, 2) daerah sedang musim panas berlangsumg lama dan kering, dan 3) kekeringan bisa menimbulkan kebakaran hutan. Sedangkan dengan naiknya permukaan air laut karena mencairnya es kutub, maka mengakibatkan 1) tenggelamnya beberapa pulau kecil, 2) abrasi pantai yg cepat, 3) rusaknya hutan mangrove beserta ekosistemnya, dan 4) merembesnya air laut ke daratan, mencemari air tanah.

5.2 Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan Global di sebabkan oleh beberapa hal yang dapat membuat lapisan ozon menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang di pancarkan ke bumi. Beberapa fenomena itu diantaranya, 1) pembakaran bahan bakar fosil seperti:batu bara, minyak bumi dan gas alam, 2) atmosfer yg menyelimuti bumi semakin menipis karena banyaknya pembakaran, dan 3) pembuatan(efek) rumah kaca.

5.3 Dampak Pemanasan Global

Para ilmuwan menggunakan model komputer dari temperatur pola presipitasi dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Terdapat beberapa fenomena yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pemanasan global. Fenomena itu merupakan dampak dari pemanasan global atau meningkatkany suhu permukaan bumi secara keseluruhan.

Selama pemanaan global, bagian utara dari Belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya gunung es akan mencair dan daratan akan mangecil, musim tanam akan lebih panjang di beberapa daerah. Kelembaban yg tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata sekitar 1 % untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan (curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 % dalam seratus tahun terakhir).

Badai akan menjadi lebih sering terjadi, selain itu air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yg berbeda. Topan badai yg memperoleh kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan lautan juga akan menghangat.sehingga volumenya akan membesar dan meningkatkan tinggi permukaan air laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di Kutub terutama di sekitrar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.

Daerah bagian Afrika tidak dapat tumbuh, daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack musim dingin mencair

Hewan akan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub .Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,akan tetapi pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.

Ilmuwan memprediksi bahwa lebih banyak orang terkena penyakit. Para ilmuwan juga mempediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernapasan karena udara yg lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

Merry Magdalena (2008) mengungkapkan paling sedikit terdapat 10 gejala akibat pemanasan global. Kesepuluh gejala itu, yaitu 1) Lapisan Es yang Kian Menipis, 2) Kebakaran hutan besar-besaran, 3) Situs purbakala cepat rusak, 4) Ketinggian gunung berkurang, 5) Satelit bergerak lebih cepat, 6) Hanya yang Terkuat yang Bertahan, 7) Pelelehan Besar-besaran, 8) Keganjilan di Daerah Kutub, 9) Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi, dan 10) Peningkatan Kasus Alergi. Jika fenomena it uterus terjadi dalam waktu yang lama, maka berpotensi memusnahkan makhluk hidup di muka bumi.

5.4 Deskripsi Cuaca dan Iklim

5.4.1 Cuaca

Dalam atmosfer terdapat beberapa gejala alam, seperti hujan angin, dan petir, serta beberapa parameter seperti suhu, kelembaban, dan , tekanan, udara. Kelima hal tersebut selalu berubah setiap saat. Kombinasi dari kelima hal tersebut menentukan kondisi udara pada suatu saat di suatu tempat yang dinamakan cuaca. Pada suatu waktu di suatu tempat kita akan mengalami keadaan cuaca baik yaitu kalau hari cerah tak berawan atau cuaca buruk kalau mendung atau hujan lebat.

Terdapat lima unsur cuaca yang utama, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin, dan curah hujan. Di samping itu, terdapat unsur cuaca yang lain seperti intensitas penyinaran matahari, keadaan awan, dan listrik di udara (petir). Kadang-kadang ada gejala alam yang berhubungan dengan cuaca seperti : halo, pelangi, dan sandikala.

Udara akan menjadi panas karena ada penyinaran matahari. Suhu di permukaan matahari tercatat 6000 derajat celcius. Karena jarak antara matahari dengan bumi cukup jauh , yaitu sekitar 149.000.000 km, maka kita masih dapat menikmati panas matahari itu tanpa ada akibat yang membahayakan. Karena pancaran matahari yang mulai menerima panas adalah permukaan bumi.

Lapisan udara pada permukaan bumi memberikan tekanan yang besar. Pada setiap bidang yang luasnya 1 cm berlaku tekanan udara lebih kurang 1 kg, tepatnya 1033,3 g. Tekanan itu berasal dari berat tiang udara yang beralas 1 cm dengan ketinggian kira-kira 10.000 km, dari permukaan bumi sampai batas tertinggi lapisan atmosfer. Dalam meteorologi kecuali satuan atmosfer untuk tekanan udara digunakan satuan bar = 1000 milibar ( mb). Ternyata, satu atmosfer sama besarnya dengan 1,013 bar atau 1013 mb.

Kelembaban udara dinamakan juga kelengasan atau kebasaan udara yaitu kandungan uap air dalam udara. Uap air di udara itu berasal dari hasil pengapan air di permukaan bumi, air, tanah, atau air yang ada pada tumbuh-tumbuhan.Kandungan uap air di udara berubah-ubah.

Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi. Pada umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam meteorologi kita temukan juga angin bergerak vertikal atau miring mengikuti lereng. Penyebab terjadinya angin ialah perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan. Perbedaan itu sebagai akibat dari perbedaan suhu udara dan inipun sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari. Angin bersifat meratakan tekanan udara. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin kencang angin yang terjadi.

Hujan didaerah beriklim lembab atau salju beriklim dingin berasal dari uap air yang mengalami penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku. Proses pengembunan ( kondensasi) uap air pada umumnya terjadi apabila masa udara yang banyak mengandung uap air naik kelapisan yang lebih tinggi. Pengembunan itu di dukung oleh inti kondensasi terjadi dari partikel padat yang berterbangan di atmosfer.

Tidak dapat di abaikan peranan awan sebagai unsur cuaca. Pertama-tama orang melukiskan cuaca pada suatu saat ialah dengan melukiskan keberadaan awan di langit. Orang mengatakan hari ini cerah, cuaca baik atau hari ini cuaca buruk, sejak pagi awan hitam menutupi bumi.

5.4.2 Iklim

Glen T. Trewartha mengemukakan arti iklim sebagai susunan atau keadaan umum kondisi cuaca dari hari ke hari. Maksudnya, iklim merupakan kelanjutan daripada hasil pencatatan unsur-unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama , sehingga merupakan rata-rata dari unsur-unsur cuaca itu secara umum.

Unsur-unsur iklim sama juga dengan unsur-unsur cuaca, yaitu suhu udara, pancaran matahari, tekanan udara, angin, kelembaban udara, hujan, keadaan awan, embun, dan sebagainya. Unsur-unsur iklim adalah unsur-unsur cuaca yang telah di rata-ratakan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, unsur iklim bersifat stabil tidak seperti unsur cuaca yang selalu berubah. Perubahan iklim yang berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi areal yang sangat luas bahkan seluruh permukaan bumi.

5.4.3 Ramalan Cuaca

Badan Meteorologi Geofisika dan Metigasi (BMGM) selalu melakukan pencatatan hasil pengukuran unsur-unsur cuaca yang berasal dari stasiun-stasiun cuaca yang tersebar di seluruh wilayah negara. Data cuaca itu di lengkapi dengan hasil rekaman satelit cuaca yang selalu di pantau di stasiun bumi.

Kumpulan catatan cuaca itu kemudian dijadikan bahan untuk meramalkan cuaca yang akan terjadi pada hari-hari mendatang hasil ramalan itu sangat berguna bagi penerbangan, pelayaran, pertanian, dan kegiatan lainnya. Oleh karena itu, laporan ramalan cuaca selalu disiarkan melalui media massa, seperti : radio, televisi, surat kabar, dan media khusus, tidak terbatas di suatu negara melainkan antar negara.

5.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yg diajukan dalam penelitian ini adalah:

1) Proses pengolahan Informasi tentang pemanasan global di BMG Wilayah III telah berlangsung dengan efektif dan efisien;

2) Hasil interpretasi tentang pemanasan global di BMG Wilayah III Denpasar telah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan baik

VI. Metode Penelitian

6.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan mengetahui peranan BMG dalam memberikan informasi bagi masyarakat Bali tentang pemanasan global. penelitian ini di lakukan oleh kelompok IPS-1 yang berjumlah 15 orang.

6.2 Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah proses pengolahan data dan iterpretasi data, serta bagaimana menyampaikan hasil interpretasi tersebut kepada pihak-pihak berkepentingan. Dalam hal ini data dan hasil interpretasi data difokuskan kepada pemanasan global. Semua data tersebut digali berdasarkan fakta dan fenomena yang ditemukan di BMG Wilayah Denpasar.

6.3 Teknik Pengumpulan Data

Data atau informasi yang di kumpulkan dalam karya tulis ini terdiri dari kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan internal meliputi kegiatan di dalam wilayah BMG. Adapun metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data di dalam wilayah meliputi: observasi, dokumentasi, wawancara dan telaah Pustaka. Kegiatan eksternal meliputi kegiatan di luar area BMGM. Adapun metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data di luar area BMGM yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi.

Metode observasi di lakukan di BMGM Bali. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data dan mengambil gambar secara objektif di dalam ruangan atau di luar luar kantor BMGM Bali. Metode wawancara di lakukan dengan melakukan audensi dengan Karyawan dan staf pimpinan BMGM Bali. sedangkan telaah pustaka di lakukan dengan mengkaji berbagai buku-buku teks maupun reverensi untuk memperoleh data atau informasi yang relevan dengan masalah tersebut

6.4 Instrumen Penelitian

Adapun beberapa instrumen penelitian yang di gunakan antara lain: lembar observasi dan checklist ( daftar cocok ) untuk membantu metode observasi, pedoman wawancara untuk metode wawancara, catatan khusus untuk membantu metode dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No

Variabel dan Sub Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1

Proses Pengolahan Informasi

a) Alat-alat (nama dan fungsi)

b) Bahan-bahan (nama dan Fungsi)

c) Sumber data (asal dan jenis)

d) Tahap-tahap proses pengolahan (mekanisme)

e) Produk proses pengolahan

f) Interpretasi data

g) Kelebihan dan kekurangan proses pengolahan

2

Interpretasi Data hasil proses pengolahan informasi

a) Tahap-tahap interpretasi

b) Proses penarikan simpulan

c) Hubungan dengan ilmu lain

d) Pemanfaatan hasil interpretasi data

e) Penyampaian hasil interpretasi kepada pihak-pihak berkepentingan

f) Kendala-kendala

g) Upaya antisipasi terhadap kendala

6.5 Teknik Analisis Data

Data atau informasi yang telah terkumpul dari lembar observasi, checklist, dan catatan khusus dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif dan visualisasi. Sedangkan data dari hasil wawancara dianalisis dengan analisis deskriftif. Dalam hal ini , data atau informasi di deskripsikan dengan menguraikan fakta-fakta atau data serta di konfirmasikan berdasarkan hasil telaah pustaka. Selanjutnya dari hasil pengolahan data tersebut ditarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan pada karya tulis ini.

Daftar Pustaka

Kreatif. 2006. Geografi Kelas X11 SMA. Klaten : viva pakarindo

Magdalena, Merry. 2008. 10 Gejala Pemanasan Global. Diterjemahkan secara bebas dari www.livescience.com. Diunduh: Selasa, 29 Desember 2009. Pada http://netsains.com/2008/03/10-gejala-pemanasan-global/

Tanudidjaja, Ma’mur. Moh. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Perum Balai Pustaka

Label:


Selengkapnya klik di sini.....
posted by admin @ 08.03   0 comments
Proposal Penelitian KW-TY (BHS-1) 2009/2010

I. Peneliti (Kelompok Bahasa-1)

Ketua : Deddy Wigraha Kadek

Sekretaris : Sidhi Surya Libhi Kadek

Bendahara : Oky Widayanti Luh

Anggota : Riko Rosiana Gede

Rendy Juni Lesmana Gede

Erma Suarjaya Gede

Emi Saraswati Kadek

Mentari Komang

Dwi Aryadi Ketut

Indah Yani Komang

Sadnyani Putu

Cahayani Kadek

Virgotama Krissanta Kadek

Juliatmanto Komang

Hersan Suheri Putu

Pembimbing I : Drs. Made Jeneng

Pembimbing II : Gede Putra Adnyana, S. Pd.

II. Judul

Peranan Balai Arkeologi Denpasar Dalam Bidang Pendidikan Dan Pariwisata Di Bali

III. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian: Balai Arkaeologi Denpasar, Jalan Raya Sesetan no 80, Denpasar, Bali

IV. Pendahuluan

4.1 Latar Belakang

Pembaruan sistem pendidikan nasional yang dilakukan oleh pemerintah dewasa ini merupakan langkah awal yang baik untuk menciptakan tatanan sistem pendidikan nasional yang berkualitas tinggi. Sehingga kelak menghasilkan lulusan yang kompetitif, berbudi pekerti luhur serta perduli terhadap lingkungan dan persoalan masyarakat.

Pengajaran sejarah disekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pemahaman sejarah siswa mampu mengembanghkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia, sedangkan benda-benda peninggalan masa lampau merupakan bukti peninggalan peradaban manusia pada masa prasejarah.

Zaman prasejarah dimulai sejak adanya manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta untuk dapat mempertahankan dan melestarikan keturunannya. Benda-benda peninggalan sejarah dapat dijadikan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi-informasi tentang peradaban manusia di masa lampau. Benda-benda masa lampau dapat berupa fosil yang merupakan sisa-sisa kehidupan mahluk hidup yang telah membatu seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, begitu juga manusia purba.

Benda-benda purbakala yang ditemukan saat ini dapat digunakan sebagai informasi bahwa pada zaman dahulu terdapat kehidupan dengan peradabannya tertentu. Sedemikian pentingnya benda-benda purbakala tersebut sebagai bahan kajian mempelajari kehidupan masa lampau sehingga perlu dilaksanakan penggalian dan pemeliharaan benda-benda tersebut.namun kenyataannya benad-benda purbakala tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat,oleh karena itu keberadaannya tidak mendapat perhatian yang serius di kalangan masyarakat.jika kondisi ini terus tidak mendapat perhatian tidak tertutup kemungkinan benda-benda purbakala tersebut akan hilang,hancur bahkan musnah sebelum dapat dipelajari.Pendirian balai arkeologi merupakan langkah mengantisipasi kondisi yang memperihatinkan tersebut.

Demkian juga halnya dengan keberadaan Balai Arkeologi Denpasar yang terletak di Jalan Raya Sesetan no 80, Denpasar,yang mempunyai fungsi untuk melestarikaan peninggalan sejarah yang ditemukan di daerah Bali.Balai Arkeologi Denpasar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam mempelajari peradaban manusia masa lampau yang ada di Bali.

Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengetahui lebih detail keberadaan dan koleksi-koleksi di Balai Arkeologi Denpasar, maka siswa SMAN 1 Banjar yang tergabung dalam kelompok bahasa-1, mengadakan Karya Wisata dengan mengunjungi Balai Arkeologi Denpasar. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah mengetahui sejarah, tugas dan fungsi, serta koleksi bendanya. Disamping itu untuk mengetahui hubungan Balai Arkeologi Denpasar dengan dunia pendidikan maupun dunia pariwisata di Bali.

4.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini,sebagai berikut :

1) Bagaimana peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam mendukung bidang pendidikan di Bali?

2) Bagaimanakah peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam mendukung dunia Pariwisata di Bali?

3) Upaya-upaya apakah yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas Balai Arkeologi Denpasar?

4.3 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu:

1) Mengetahui Bagaimana peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam mendukung bidang pendidikan di Bali;

2) Mengetahui bagaimanakah peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam mendukung dunia Pariwisata di Bali;

3) Mengetahui Upaya-upaya apakah yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kwalitas Balai Arkeologi Denpasar.

4.4 Manfaat Penelitian

1) Mendekatkan dan membandingkan ilmu pengetahuan yang diproleh di sekolah dengan kehidupan nyata, melalui pengamatan secara langsung terhadap benda-benda purbakala yang berada di Balai Arkeologi Denpasar;

2) Menumbuhkan kesadaran dikalangan pelajar pada khususnya siswa SMA maupun masyarakat pada umumnya tentang pentingnya keberadaan Balai Arkeologi Denpasar sebagai salah satu tempat untuk melestarikan, merawat, mengawetkan peninggalan benda-benda masa lampau;

3) Memberikan pengetahuan tambahan dan wawasan ilmu pengetahuan bagi guru, siswa, dan masyarakat sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

V. Tinjauan Pustaka

5.1 Balai Arkeologi

Arkeologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan kebudayaan masa lampau melalui aset-aset masyarakat masa lampau. Dengan mempelajari ilmu arkeologi, maka kita dapat mengetahui sejarah dan kebudayaan masyarakat masa lampau, seperti halnya cara-cara hidup, mata pencaharian, maupun proses-proses budaya yang pernah terjadi pada masa itu. Manfaat mengetahui sejarah dan kebudayaan di masa lampau adalah tidak lain sebagai renungan dan cerminan dalam menapaki sejarah dan kebudayaan masa kini dan masa yang akan datang, baik dibidang ekonomi, tata pemerintahan maupun dibidang pendidikan.

Beberapa manfaat dari mempelajari ilmu arkeologi, diantaranya: 1) untuk kepentingan ekonomi, yaitu sebagai salah satu pendukung dunia kepariwisataan (menambah devisa negara), 2) untuk kepentingan akademik, yaitu sebagai penyelamat sumber-sumber data bagi pengembangan ilmu arkeologi, 3) untuk kepentingan idiologis, yaitu guna memantapkan budaya yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan.

Sebagai salah satu upaya unuk mewadahi dan mengkoordinasikan pengembangan ilmu arkeologi,maka balai arkeologi memegang peranan penting.Adapun beberapa fungsi balai arkeologi,antara lain: 1) melaksanakan pengumpulan, pengawetan, dan penyajian benda-benda yang bernilai budaya, ilmiah yang berhubungan dengan ilmu arkeologi, 2) melakukan pengaturan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga yang terdapat di balai arkeologi tersebut, 3) melaksankan pngkajian ilmiah serta memperpustakakan dokumen dalam penelitian serta memperkenalkan sekaligus menyebarluaskan dengan melakukan bimbingan edukatif kepada masyarakat, 4) melakukan pnelitian di wilayah bersangkutan.

Disamping sebagai pusat pengkajian ilmiah ilmu arkeologi, balai arkeologi merupakan sarana promosi dan informasi kepada masyarakat tentang benda-benda yang bernilai budaya yang berhubungan dengan ilmu arkeologi dan kepariwisataan. Sedangkan tujuan pendirian balai arkeologi,sebagai berikut: 1) mengkonstruksi sejarah kebudayaan tata cara hidup manusia serta proses budayanya, 2) mengungkapkan tingkah laku manusia dimasa lampau. Sehingga dapat memupuk serta menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan seni dan budaya yang telah diwariskan kepada generasi penerusnya.

5.2 Cakupan Arkeologi

Arkeologi mencakup pengungkapan tingkah laku manusia di masa lampau agar dapat diketahui sejarah dan kebudayaan di masa lalu, cara-cara hidup, maupun proses budaya yang pernah terjadi. Adapun secara lebih rinci cakupan arkeologi, meliputi fase kehidupan, sistem penguburan, kepercayaan, pemukiman, corak kehidupan, alat-alat yang dipakai, serta perdagangan.

5.2.1 Fase Kehidupan

Fase kehidupan masyarakat masa lampau menyangkut ciri-ciri kehidupan, diantaranya: 1)ciri kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan, 2) kehidupan bercocok tanam, 3) masa perundagian (Juwanto,1999). Lingkungan hidup manusia pada masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan merupakan keadaan alam yang masih liar, sehingga sangat tidak menguntungkan bagi manusia. Adapun Ciri-Ciri masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan dalam kehidupannya diantaranya: hidup belum menetap dan masih berpindah-pindah, hidupnya langsung kepada alam (Food Gathering), hidup secara berkelompok, bergerak tidak terlalu jauh dari sungai, danau, pantai, sumber air yang merupakan sumber makanan, tempat berlindung sementara di gua-gua, penguburan bagi orang yang meninggal dengan bekal kayu, dan menggunakan alat dari tulang dan kayu.

Pada kehidupan bercocok tanam, mulai terjadi perkembangan masyarakatdan peradaban. Kehidupan bercocok tanam juga disebut sebagai revolusi kebudayaan. Adapun ciri-ciri bercocok tanam, yaitu: hidupnya menetap menyebabkan banyak penemuan baru, food gathering berubah menjadi food prodacing, mulai memelihara tanaman dan binatang, menebang dan membakar hutan untuk berladang dan pemukiman, populasi penduduk makin meningkat, adanya pembagian tugas antar kelompok unuk memenuhi kebutuhan bersama, alat-alat yang digunakan makin berkembang, dan berkembangnya unsur kepercayaan dalam meningkatkan dan mempertahankan hidup bersama.

Masa perundagian ditandai dengan semaraknya pembuatan alat-alat dari perunggu. Hal ini dilakukan dengan cara melebur biji logam (paduan timah dan tembaga) untuk membuat alat-alat yang diperlukan. Disamping pembuatan alat-alat dari perunggu, juga berkmbang keterampilan lainnya seperti: bidang pertanian dan pembuatan alat-alat gerabah. Ciri-ciri lainnya dari masa perundagian adalah masyarakat semakin komplit disertai dengan adanya pembagian kerja yang semakin ketat, timbulnya golomgan undagi yang terampil dalam pembuatan suatu usaha tertentu, misalnya pembuatan rumah, pembuatan perlengkapan dari kayu, gerabah, dan perhiasan, serta munculnya keyakinan tentang adanya kekuatan-kekuatan suprnatural sehingga usaha-usaha yang dianggap penting disertai dengan upacara-upacara tertantu.

5.2.2 Sistem penguburan

Tata cara penguburan merupakan sistem penanganan orang mati yang meliputi penanganan mayat sebelum penguburan, saat penguburan, dan upacara pengangkatan arwah ketingkat yang lebih tinggi. Pada dasarnya penguburan merupakan kegiatan budaya yang utuh, bukan sekedar penyingkiran mayat tanpa suatu makna apapun (suastika, 2002). Aspek utama dalam kegiatan penguburan adalah aspek gagasan yang merupakan nilai dan simbol yang berlaku dalam masyarakat. Penguburan merupakan rumusan bagian penting dalam ritus kepercayaan karena dalam penguburan terkandung pengertian tentang mati dan kesinambungan setelah mati. Kematian merupakan suatu proses peralihan dari kehidupan sementara dialam baka.

Pemahaman mengenai kematian tidak dapat dilepaskan dari kerangka pilar tentang kebudayaan sebagai suatu sistem yang meliputi 3 komponen, yaitu gagasan, perilaku dan peralatan. Gagasan sebagai bagian dari sistem kebudayaan, merumuskan nilai-nilai dan simbol yang berlaku dalam masyarakat sekaligus merupakan bagian dari masyarakat. Gagasan tersebut diungkapkan dalam bentuk tindakan yang melibatkan interaksi masyarakat. Dalam praktiknya, suatu prilaku akan memerlukan sarana dalam bentuk peralatan. Ketiga komponen tersebut menentukan proses budaya sehingga dapat menimbulkan terjadinya budaya baru yang melahirkan nilai baru. Selanjutnya keberadaan nailai-nalai tersebut akan tercermin dalam bentuk nperilaku dan tindakan masyarakat, serta peralatan dan perlengkapan hidupnya.

Terkait dengan daerah Bali, maka berdasarkan beberapa peninggalan masa prasjarah dapat diketahui, bahwa pada masa lalu sidah dikenal sistem penguburan dengan wadah. Sistem penguburan ini nampak seperti penguburan disitus gilimanuk dengan berbagai bekal kuburnya (soejono,1997). Berdasarkan bukti-bukti tersebut,naka dapat dijlaskan bahwa perawatan dan penguburan mayat yang da laksanajan saat ani bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari kebudayaan masa lsalu.Kebudayaan ini makin berkembang setelah masuknya budaya Hindu ke Bali.Dari bukti-bukti yang didapat dari hasil penelitian seperti di desa Pacung, desa Tejakula, desa Les, desa Sembiran, dan di desa Bondalem yang semuanya ada di Kabupaten Buleleng, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang dimiliki sangat tua, yaitu dari masa berburu, masa bercocok tanam, masa perundagian, sampai ke masa Hindu.

5.2.3 Sistem Kepercayaan

Didalam kehidupan masyarakat prasejarah, sistem religi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang bersifat universal dan sangat kompleks. Secara umum ada 5 unsur pokok yang berkembang dalam berbagai religi di dunia. Kelima unsur tersebut, yaitu: 1) emosi keagamaan, 2) sistm kepercayaan, 3) sistem ritual dan upacara, 4) peralatan situs dan upacara, serta 5) kelompok keagamaan atau satuan-satuan sosial yang mengonsepkan dan mengaktifkan religi serta sistem keagamaan (Koentjaraningrat,1980). Kepercayaan terhadap adanya kekuatan diluar kekuatan manusia sudah ada sejak konsep religi dikenal oleh manusia.

Bagi masyarakat prasejarah, kepercayaan terhadap kekuatan arwah, ada kehidupan sosialnya. Mereka percayabahwa ada kehidupan lain setelah kematian, yaitu didalam arwah atau supernatural. Kepercayaan ini mendorong mereka untuk brtempat tinggal di pegunungan, terutama pada hulu sungai dimana air tetap dianggap dapat menunjang kelangsungan hidup (Purusa,1999). Munculnya kepercayaan bahwa arwah nenek moyang bersemayam di suatu tempat yang, seperti dipuncak-puncak gunung. Hal ini menimbulkan kepercayaan bahwa puncak-puncak gunung merupakan tempat suci dan tempat bersemayamnya para dewa.

5.2.4 Pemukiman

Pemukiman merupakan tempat manusia mengelola lingkungannya, membangun tempat berlindung dari pengaruh panas, hujan, dan angin, serta merupakan pusat aktifitas dan religiusnya. Pemilihan lokasi pemukiman sangat bergantung kepada ketersediaan sumber daya yang akan dieksplorasi. Pada umunya, pemilihan lokasi pemukiman yaitu didekat sungai atau hutan yang kaya dengan sumber daya alam baik dalam bentuk flora atau fauna untuk menunjang kehidupan.

Oleh karena itu, bangunan-bangunan pemukiman didirikan dengan sumber mata air sedangkan bangunan yang berhubungan dengan kegiatan religius memilih lokasi di puncak gunung, bukit atau tempat lain yang lokasi lebih tinggi (purusa,1999).

5.3 Benda Benda Purbakala

5.3.1 Sarkofagus

Sarkofagus merupakan wadah mayat yang disesuaikan kedudukannya, agar kedudukannya si mati dalam alam arwah sama seperti ketika masih hidup. Adapun fungsi dari sarkopagus,yaitu untuk menempatkan orang yang sudah meninggal, dimana penempatan kepala mayat tersebut diarahkan ketempat asal atau tempat bersemayamnya roh nenek moyang.

Banyak bukti-bukti atau peninggalan masa lalu yang ditemukan dalam bentuk sarkopagus. Hal ini terlihat dari hasil penggalian kuburan-kuburan kuno di beberapa tempat, seperti di Bali dan Kalimantan. Hasil penggalian menunjukkan, bahwa arah kepala mayat selalu ke arah timur atau barat atau ke puncak-puncak gunung dan bukit.

5.3.2 Alat-alat dari Batu

Hasil budaya fisik zaman prasejarah, yaitu alat-alat yang terbuat dari batu. Para ahli berpendapat bahwa alat-alat dari batu merupakan tahap awal dari manusia untuk menguasai suatu bentuk teknologi sederhana, yang disebut dengan teknologi paleolitik. Di Indonesia alat-alat yang terbuat dari batu dengan berbagai bentuknya dikelompokkan dalam dua tradisi,yaitu tradisi kapak primbas dan tradisi alat serpih.

Daerah penyebaran kapak primbas, meliputi daerah Jawa, punung (pacitan), Gombong, Jampakukan, dan Parigi. Sedangkan di Sumatera, kaoak primbas ditemukan di daerah tambang sawah, lahat, dan kuanda. Di Kalimantan kapak primbas di temukan di daerah awang bangkal. Sementara itu di Sulawesi, ditemukan didaerah cabbenge. Untuk daerah Bali, kapak primbas ditemukan di daerah Sembiran dan Trunyan.

Peralatan dari batu tersebut dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Peralatan ini dipakai sebagai alat untuk membantu manusia dalam mempertahankan hidupnya dan juga sebagai perhiasan. Adapu alat-alat tersebut antara lain: a) Beliung persegi, alat ini ditemukan dalam jumlah cukup besar di wilayah Indonesia. Beliung persegi ini diduga digunakan sebagai benda untuk perlengkapan upacara. Tempat penemuan Bliumg seperti ini, antara lain Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa tenggara; b) Kapak Lonjong, ada yang berukuran besar dan kecil dan sudah diasah halus. Tempat penemuan kapak lonjong, yaitu Maluku, Irian jaya, Sulawesi utara; c) Mata Panah,merupakan salah satu alat untuk berburu dan menangkap ikan; d) Gerabah, terbuat dari tanah liat yang dibakar, dan digunakan untuk menyimpan segala kebutuhan rumah tangga dan perhiasan; dan e) Perhiasan, pembuatannya biasanya menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Perkembangan berikutnya, yatu zaman batu besar, maka mulai dikenal bangunan-bangunan megalitik, seperti: a) Menhir, yaitu tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang, b) Dolmen, meja batu tempat meletakkan sesaji kapada roh nenek moyang, c) Sarkofah (sarkofagus), adalah peti jenazah dari batu bulat dan utuh, d) Punden Berundak, yaitu bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang, yang bentuknya segi empat dan bertingkat-tingkat, e) Waruga, adalah kubur batu berbentuk kubus dan bulat, dan f) Arca, merupakan simbol atau perlambang roh nenek moyang.

5.3.3 Nekara Perunggu

Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Bentuk nekara ini dapat disamakan dengan dandang yang ditelungkupkan. Nekara sebagai hasil dari masa perundagian, mempunyai bentuk unik dan pola-pola hias yang kompleks. Bentuk nekara pada umumnya tersusun dalam 3 bagian. Bagian atas terdiri dari bidang pukul datar dan bagian bahu dengan pegangan. Bagianh tengah merupakan silinder dan bagian berbentuk melebar.

Pola hias yang terdapat di nekara pada umumnya berbentuk pola hias geometrik dengan beberapa variasinya. Misalnya: pola hias bersusun, pola hias pilin, dan pola hias topeng. Nekara merupakan benda-benda atau alat-alat yang ada dalam kegiatan upacara yang berfungsi untuk: 1) genderang perang, 2) waktu upacara pemakaman, 3) upacara minta hujan, 4) sebagai benda pusaka atau benda keramat.

Nekara perunggu banyak sekali ditemukan didaerah nusantara. Nekara yang paling besar adalah nekara yang ditemukan di dekat Manuaba, daerah Pejeng (Bali). Karena itu, nekara tersebut di namakan ”Nekara Pejeng” atau ”Bulan Pejeng”. Nekara di Pejeng (Gianyar, Bali) berukuran sangat besar, yaitu tinggi 1,98 meter dan bidang pukulnya 1,60 meter. Nekara tersebut disimpan di Pura Penataran Sasih dan masih dipandang keramat oleh penduduk setmpat.

5.3.4 Kapak Perunggu

Secara tipologi, kapak perunggu digolongkan kedalam 2 golongan, yaitu: kapak corong dan kapak upacara. Umumnya kapak perunggu yang terdapat di Indonesia mempunyai semacam corong untuk memasukkan kayu tangkai. Oleh karena bentuknya menyerupai orang bersepatu maka di namakan ”kapak sepatu”. Adapun cara pembuatan kapak-kapak perunggu atau corong,banyak tanda-tanda yang menunjukkan teknik a cire perdue.

5.3.5 Gelang dan Cincin Perunggu

Gelang dan cincin perunggu umumnya tanpa hiasan. Tapi ada juga yang dihias dengan pola geometrik atau pola binatang. Bentuk-bentuk hiasan yang kecil mungkin dipergunakan sebagai alat tukar atau benda pusaka. Ada juga mata cincin yang berbentuk seekor kambing jantan yang ditemukan di Kedu (Jawa Tengah). Bandul (mata) kalung yang berbentuk kepala orang ditemukan di Bogor. Ada pula kelintingan perunggu berukuran kecil yang berbentuk kerucut, silinder-silinder kecil dari perunggu yang tiap ujung silinder ada yang berbentuk kepaloa kuda , burung atau kijang. Kelintingan banyak ditemukan di Malang, Jawa Timur.

5.3.6 Manik-Manik

Manik-manik sebagai hasil hiasan sesungguhnya sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Manik-manik di Indonesia memegang perana penting. Manik-manik digunakan sebagai bekal kubur, benda pusaka juga sebagai alat tukar. Manik-manik ditemukan hampir disetiap penggalian, terutama di daerah –daerah penemuan kubur prasejarah seperti Pasemah (Jawa barat), Gunung kidul ( Jawa Tengah), DI Jogjakarta, Besuki (Jawa Timur), dan Gilimanuk (Bali).

VI. Metode Penelitian

6.1 Rancangan Penelitian.

Rancangan penelitian menguraikan tentang gambaran umum tata cara serta metode-metode dalam pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data yang akurat.Adapun langkah yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, yaitu di antaranya, memilih dan menetapkan masalah, menentukan variabl dan instruumen penelitian, serta menentukan teknik pengumpulan dan analisis data.Adapun rancangan penelitiannya yang kami buat dalam bentuk bagan sebagai berikut:


Penjelasan:

Untuk memilih masalah terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan tentang Balai Arkeologi yang lebih banyak dilakukan di perpustakaan. Selanjutnya, merumuskan beberapa masalah yaitu:1) peranan Balai Arkeologi dalam bidang pendidikan, 2) peranan Balai Arkeologi dalam bidang pariwisata, dan 3) upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Balai Arkeologi Denpasar.

Setelah masalah dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian yang meliputi: 1) hubungan Balai Arkeologi dengan Pendidikan, 2) hubungan Balai Arkeologi dengan Pariwisata, dan 3) upaya peningkatan kualitas oleh masyarakat dan pemerintah terhadap Balai Arkeologi Denpasar. Pencarian data yang berkaitan dengan variabel tersebut dilakukan di Balai Arkeologi Denpasar. Oleh karena itu disusun instrumen peneletian untuk pengambilan data di lokasi penelitian.

Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dianalisis secara deskriptif sehingga menjadi data-data yang dapat memberikan makna secara sistematis. Semua langkah tersebut disusun dalam suatu tulisan yang selanjutnya berbentuk laporan penelitian.

6.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini meliputi peran Balai Arkeologi dalam bidang Pendidikan dan Pariwisata serta upaya-upaya peningkatan kualitas Balai Arkeologi yang dilakukan di Balai Arkeologi Denpasar berdasarkan variabel penelitian yang sudah di tentukan sebelumnya.

6.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang objektif. Instrumen penelitian memaparkan macam, bentuk, serta cara penggunaan instrumen penelitian yang akan di pakai untuk mengumpulkan data. Pada dasarnya instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa table kerja yang berisi daftar pertanyaan untuk dicarikan jawabannya. Disamping itu didukung juga dengan alat rekam seperti tape recorder dan kamera untuk mendokumentasikan hasil penelitian.

Adapun instrumen yang berupa daftar kajian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

No

Aspek yang dikaji

Deskripsi Hasil Penelitian

1

Peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam bidang pendidikan

A

Tingkat kunjungan

a) Tingkat kunjungan TK

b)Tingkat kunjungan SD

c) Tingkat kunjungan SMP

d)Tingkat kunjungan SMA

e)Tingkat kunjungan PT

f) Tingkat kunjungan masyarakat

B

Lama kunjungan

a) Kunjungan TK

b) Kunjungan SD

c) Kunjungan SMP

d) Kunjungan SMA

e) Kunjungan PT

f) Kunjungan masyarakat

C

Dari pelajar yang berkunjung,apa saja tujuannya?

D

Adakah tenaga pengajar yang mengunjungi Balai Arkeologi ini?

E

Seberapa besar minat tenaga pengajar untuk Mengunjungi Balai Arkeologi ini?

F

Tenaga pengajar yang melakukan penelitian disini.

2

Peranan Balai Arkeologi Denpasar dalam menunjang dunia pariwisata.

A

Peran Balai Arkeologi Denpasar ini dalam menunjang dunia pariwisata.

B

Presentase pengunjung yang datang yang merupakan pengunjung asing

C

Peran investor asing terhadap Balai Arkeologi ini.

D

Peranan mereka terhadap Balai Arkeologi ini.

E

Koleksi yang ada,mampu atau tidak menarik minat wisatawan untuk berkunjung kesini.

F

Tujuan wisatawan asing mengunjungi Balai Arkeologi ini.

G

Kerjasama antara Balai Arkeologi dengan agen-agen pariwisata.

H

Agen yang melakukan kerjasama dengan Balai Arkeologi ini.

I

Manfaat yang didapat oleh Balai Arkeologi dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain.

3

Upaya-upaya pemerintah dan masyarakat terhadap Balai Arkeologi Denpasar.

A

Tujuan mendirikan Balai Arkeologi Denpasar ini.

B

Dampak positif dari berdirinya Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat.

C

Dampak negatif dari berdirinya Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat.

D

Pendapat masyarakat sekitar tentang berdirinya Balai Arkeologi ini.

E

Besar minat pengunjung sejak didirikannya Balai Arkeologi ini.

F

Kendala yang dihadapi pengelola dalam mengelola Balai Arkeologi ini.

G

Koleksi yang ada di Balai Arkeologi ini.

H

Darimana di dapatkan koleksi tersebut?

I

Sistem perawatan terhadap koleksi tersebut.

J

Pengaruh keberadaan Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat.

K

Respon pemerintah terhadap adanya Balai Arkeologi Denpasar ini.

L

Usaha dari Balai Arkeologi untuk melakukan pengenalan kepada masyarakat luas.

M

Peran pemerintah dalam usaha pelestarian Balai Arkeologi ini.

N

Upaya pemerintah untuk mengembangkan Balai Arkeologi ini.

O

Kerjasama dengan pihak lain dalam upaya pelestarian dan pengembangan Balai Arkeologi ini.

P

Peran masyarakat dalam usaha pengembangan dan pelestarian Balai Arkeologi ini.

Dalam penelitian ini juga digunakan metode wawancara. Oleh karena itu dipersiapkan daftar pertanyaan untuk memperkuat kualitas data yang diperoleh memlaui observasi. Adapun daftar pertanyaannya, disajikan pada tabel berikut:

No

Pertanyaan

Jawaban

1

Bagaimana pengaruh balai Arkeologi terhadap dunia pendidikan?

2

Bagaimana tingkat kunjungan pada siswa dari TK sampai SMA?

3

Mengapa Balai Arkeologi memiliki peranan terhadap dunia pendidikan?

4

Apa manfaat Balai Arkeologi terhadap dunia pendidikan?

5

Apa cakupan Balai Arkeologi terhadap dunia pendidikan?

6

Apa kaitan antara Balai Arkologi dengan dunia pendidikan?

7

Dalam Balai Arkeologi, dibidang manakah yang memiliki peranan penting terhadap dunia pendidikan?

8

Apakah dampak positif Balai Arkeologi terhadap dunia pendidikan di Bali?

9

Apakah dampak negatif Balai Arkeologi terhadap dunia pendidikan di Bali?

10

Adakah kesulitan yang dihadapi Balai Arkeologi dalam meningkatkan dunia pendidikan di Bali?

11

Apa peran Balai Arkeologi dalam dunia Pariwisata di Bali?

12

Bagaimana pengaruh Balai Arkeologi terhadap dunia Pariwisat di Bali?

13

Mengapa Balai Arkeologi mempunyai peran penting bagi perkembangan pariwisata ?

14

Mengapa Balai Arkeologi memiliki peranan terhadap dunia pendidikan?

15

Apa manfaat Balai Arkeologi terhadap dunia Pariwisata di Bali?

16

Apa cakupan Balai Arkeologi terhadap dunia Pariwisata?

17

Apa kaitan antara Balai Arkologi dengan dunia Pariwisata?

18

Dalam Balai Arkeologi, dibidang manakah yang memiliki peranan penting terhadap dunia Pariwisata di Bali?

19

Apakah dampak positif Balai Arkeologi terhadap dunia Pariwisata di Bali?

20

Adakah dampak negatif Balai Arkeologi terhadap dunia Pariwisata di Bali?

21

Adakah kesulitan yang dihadapi Balai Arkeologi dalam meningkatkan dunia Pariwisata di Bali?

22

Upaya-upaya pemerintah dan masyarakat terhadap Balai Arkeologi Denpasar.?

23

Tujuan mendirikan Balai Arkeologi Denpasar ini.?

24

Dampak positif dari berdirinya Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat.?

25

Apa dampak negatif dari berdirinya Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat?

26

Bagaimana pendapat masyarakat sekitar tentang berdirinya Balai Arkeologi ini?

27

Seberapa besar minat pengunjung sejak didirikannya Balai Arkeologi ini?

28

Apa saja kendala yang dihadapi pengelola dalam mengelola Balai Arkeologi ini?

29

Koleksi apa saja yang ada di Balai Arkeologi ini?

30

Darimana di dapatkan koleksi tersebut?

31

Bagaimana sistem perawatan terhadap koleksi tersebut?

32

Adakah pengaruh keberadaan Balai Arkeologi ini terhadap masyarakat?

33

Bagaimana respon pemerintah terhadap adanya Balai Arkeologi Denpasar ini?

34

Adakah usaha dari Balai Arkeologi untuk melakukan pengenalan kepada masyarakat luas?

35

Adakah peran pemerintah dalam usaha pelestarian Balai Arkeologi ini?

36

Apakah upaya pemerintah untuk mengembangkan Balai Arkeologi ini?

37

Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam upaya pelestarian dan pengembangan Balai Arkeologi ini?

38

Apakah peran masyarakat dalam usaha pengembangan dan pelestarian Balai Arkeologi ini?

6.4 Teknik Pengumpulan Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dalam karya tulis ini terdiri dari kegiatan pada Balai Arkeologi, metide yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode wawancara dan metode observasi. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari narasumber atau pengelola Balai Arkeologi Denpasar. Metode wawancara diterapkan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah dirancang dalam Instrumen Penelitian dan untuk memperjelas informasi yang dimaksud, maka dilakukanlah observasi atau pengamatan langsung dilokasi penelitian sehingga data yang didapatkan lebih akurat dan terpercaya.

6.5 Analisis Data

Data merupakan informasi yang diperoleh melalui instrumen penelitian yang dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi.Data yang didapatkan melalui teknik wawancara dan obsevasi tersebut berupa data deskriptif kualitatif. Data tersebut menjelaskan tentang hubungan Balai Arkeologi Denpasar terhadap dunia Pendidikan dan Pariwisata serta upaya-upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk meningkatkan kualitas Balai Arkeologi Denpasar.

Daftar Pustaka

Anonim. Seri Penerbitan Forum Arkeologi. Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar, Bali

Juwanto, S.S. 2000. LKS Ratih. Sekawan: Klaten

Mochmoed, E. 1989. Dinamika Budaya Masyarakat Indonesia Pada Jaman Proto Sejarah. Jakarta

Pitana, I Gede. 1994. Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Dinamika dan Peradaban Masyarakat Bali. Denpasar

Purusa M, I Nyoman. 1999. Temu Budaya II: Denpasar

Purusa M, I Nyoman. 2002. Relief Manusia Kanakang pada Sarkopagus Selat, Buleleng

Suastika, I Made. 2002. Tata Cara Penguburan di Desa Pacung Buleleng Bali. Seri Penerbitan Forum Arkeologi Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar

Wardono, Agus. 2006. Kreatif Jawa Tengah: Pakarindo

Label:


Selengkapnya klik di sini.....
posted by admin @ 07.36   0 comments
Kepala Sekolah
Photobucket  
Berita Terkini
Dokumen
Rujukan
© SMAN 1 BANJAR, BULELENG Blogger Templates by ICT Team